kutipan

"percayalah bahwa suatu keinginan akan terwujud karena adanya motivasi & obsesi"

Selamat Datang

Selamat datang di blog saya :))

Minggu, 12 Desember 2010

profesi kependidikan

PERANAN PROFESI PENDIDIKAN DALAM OLAHRAGA PRESTASI

Beberapa tahun belakangan ini prestasi olahraga Indonesia baik di tingkat dunia maupun di tingkat asia semakin menurun,ini dapat di lihat dari hasil dari event-event yang telah di laksanakan baik di tingkat Asia maupun dunia. PRESTASI yang dicapai para atlet kita dalam multievent terus menurun. Ini berarti keberadaan atlet kita, di kawasan Asia Tenggara sekalipun, bisa dikatakan tidak masuk hitungan. Beberapa negara tetangga yang dulu selalu di bawah kita, sekarang maju pesat.Sebagai bukti, dalam SEA Games XXIII di Filipina yang beberapa hari lalu berakhir, Indonesia mencatat prestasi terburuk sepanjang sejarah keikutsertaannya, karena duduk di peringkat kelima. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kegagalan ini? Mengapa hal itu bisa terjadi?

Harus diakui, pembinaan olahraga prestasi di Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan hasil-hasil temuan dan pengembangan iptek keolahragaan. Selain itu, pendekatan pembinaan yang dilakukan pelatih masih cenderung menggunakan spesialisasi dini dibanding penggunaan sistem multilateral. Jalan pintas atau model pembinaan instan juga masih sering dilakukan.

Tetapi di balik itu semua masih ada beberapa cabang olahraga yang berhasil mencapai prestasi-prestasi yang cukup membanggakan dan bisa di jadikan bahan analisa keberhasilan.biasanya yang menjadi juara adalah atlit yang memenuhi persyaratan baik itu potensi fisik,maupun latihan yang telah di jalani serata penguasaan taktik dan tekhnik yang benar.

Ada 7 faktor yang harus ada untuk meningkatkan prestasi di olahraga,yaitu :
  1. Sistem pembinaan
  2. Keadaan sarana dan prasarana peralatan olahraga
  3. Keadaan psykologis atlet,termasuk di dalamnya percaya diri,motivasi,disiplin,dan rasa aman terhadap masa depan
  4. Keadaan konstitusi tubuh atlet
  5. Perekaman taktik dan strategi
  6. Keterampilan teknik atau skil atlet
  7. Kemampuan fisik atlet

Untuk mencapai sebuah kemajuan dalam suatu bidang,terutama olahraga adalah di perlukannya sebuah perubahan untuk tercapainya sebuah kemajuan di dalam olahraga modern. Tidak ada kemajuan tanpa ada perubahan,dan tiada perubahan tanpa ada pembaharuan.

Ada beberapa pendekatan untuk mempermudah merencanakan suatu sistem olahraga prestasi .diantaranya :
  1. Pendekatan beaviorisme ( tekanannya pada kopetisi minimum )
  2. Pendekatan personalistik ( tekanannya pada pengembangan secara terus menerus )
  3. Pendekatan tradisional craft (tekanannya pada kemahiran atau gist berlatih )
  4. Pendekatan iquiry oriented (pendekatannya pada kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah)
  5. Pendekatan trial atau magang ( pendekatannya pada pencapaian keterampilan melalui by doing )
Kelima hal ini akan menghasilkan hasil sebagaimana yang di harapkan bila dilaksanakan secara konsisten dan serius.

Tujuan umum dari pembinaan atlet prestasi adalah menghasilkan atlet yang mempunyai keserasian dan kompetensi professional untuk berprestasi secara maksimal berdasarkan kepada pendekatan-pendekatan ilmiah serta di arahkan pada pembangunan olahraga nasional.sedangkan tujuan khususnya adalah
  • Menghasilkan atlet yang mempunyai daya tahan fisik yagn kuat,keterampilan dan mental yang tinggi,serta konsep taktik dan strategi dalam setiap pertandingan
  • Menyiapkan atlet yang siap pakai untuk setiap kejuaraan nasional
  • Meningkatkan perolehan medali pada setiap multi events internasional

Beberapa sistematika pencapaian sasaran yang telah di tentukan agar pembangunan olahraga prestasi di Indonesia tidak menyimpang dari tujuan ,yaitu :
  1. Permasalahan olahraga bagi seluruh rakyat Indonesia
  2. Pembibitan olahragawan berbakat
  3. Peningkatan prestasi olahraga Indonesia yang didukung oleh pengorganisasian dan pengurusan olahraga yang baik,pengadaan saran olahraga yang memadai

Dengan didikan yang benar sehingga seorang anak bisa menjadi atlet yang berprestasi tentu memerlukan banyak bantuan,pelatih.program latihan,sarana dan prasarana,serta akan melibatkan orang tua,sekolah,perkumpulan,atau klub tempat laatihan,lingkungan yang serasi,dll.agar peningkatan prestasi dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan maka untuk memudahkannya perlu adanya suatu pola pembinaan prestasi yang terpadu.maka dari itu hendaknya olahraga yang di sampaikan kemasyrakat di bekali dengan prinsip olahraga yang baik dan benar.

Pembinaan atlet sejak usia dini secara berjenjang,melalui jalur pendidikan dan jalur luar sekolah dengan memanfaatkan klub-klub sebagai ujung tombak pembinaan olahraga prestasi. Dan dengan terus meningkatkan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyrakat di seluruh tanah air untuk menciptakan budaya berolahraga,serta iklim yang sehat akan mendorong peran serta aktif masyarakat dalam meningkatkan prestasi olahraga. Upaya untuk meningkatan kualitas manusia Indonesia adalah dengan melakukan pembinaan dan pengembandan olahraga yang di arahkan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani serta mental,dan di tujukan untuk pembentukan watak,kepribadian,disiplin,dan sportivitas yang tinggi.Selain itu, masih banyak pelatih di Indonesia yang meyakini bahwa untuk menghasilkan prestasi olahraga, yang paling tepat adalah spesialisasi dini. Sebenarnya model pendekatan ini sudah ditinggalkan 10-20 tahun lalu oleh negara-negara yang sudah maju pembinaan olahraganya.

Memang benar, pembinaan yang dimulai sejak usia dini akan mampu menghasilkan prestasi cepat. Atau pada usia yang masih relatif muda atlet sudah bisa juara nasional, bahkan dunia. Namun, keberhasilan ini jangan dilihat dari satu sisi saja.

Di sisi yang lain banyak atlet yang telah berprestasi pada usia dini ternyata tidak dapat mempertahankan prestasinya pada usia emas. Pada usia emas seharusnya seorang atlet menunjukkan jati dirinya.

Malah ada alet yang sudah berhenti sebelum matang. Ini perlu diperhatikan oleh seorang pelatih. Hal itu terjadi, karena anak sejak dini sudah di-drill latihan-latihan berat dengan harapan agar cepat matang.

Tak heran mereka mudah stres, bahkan banyak yang terkena cedera. Dengan demikian, mereka tidak mungkin dapat mempertahankan prestasinya dalam waktu yang lama. Selain itu, pada saat latihan, gerakan otot yang bekerja sudah dikondisikan dengan gerakan yang sama tanpa dimbangi dengan bentuk gerakan lain.

Itu akan menjadikan anak tidak bisa beradaptasi terhadap gerakan-gerakan yang mereka tidak pernah lakukan dari lawan, akibatnya gerakannya mudah dibaca. Akibatnya dia mudah dikalahkan. Kalau ini terjadi pada saat dia masih berusia muda, ketika dia belum dapat menerima kekalahan, mengakibatkan dirinya mudah putus asa. Sikap ini akan dibawa sampai tua.

Pembinaan olahraga yang dilakukan melalui pendekatan sistem multilateral tidak bisa menghasilkan prestasi yang secepat mungkin seperti pada saat spesialisasi dini. Namun keuntungannya kalau si atlet sudah mencapai tingkat kematangan juara, dia akan mampu bertahan untuk berprestasi dalam waktu yang lama dan tidak mudah terkena cedera.
Siip? LIKE :)

Tidak ada komentar:

Copy Right @ Semua yang di tulis di atas adalah hak milik Ali Supratman :)